Print

Peluang dan Tantangan Pasar Modal di Era Digital

  • 18 Mar 2021
  • Pasar Modal
  • Online
Webinar Recording
Presiden Direktur PT.Manulife Aset Manajemen Indonesia
Afifa

Latar belakang

Kondisi Pasar Modal Indonesia selama periode tahun 2020 cukup mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19, namun demikian jumlah investor pasar modal terus mengalami peningkatan signifikan. Jumlah total investor di pasar modal mencapai 3,88 juta investor atau naik 56 persen year on year dan terus bertambah menjadi 4 juta investor hingga 15 Januari 2021 dengan frekuensi transaksi yang mengalami tren kenaikan. Data KSEI mencatat per Oktober 2020 sekitar 49,75 persen investor pasar modal berasal dari agen penjual fintech. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan perilaku masyarakat juga sangat mendukung industri untuk beralih ke platform digital. 
Salah satu yang menjadi pendorong transformasi pasar modal di Indonesia adalah peningkatan jumlah penduduk kelas menengah (consuming class) yang signifikan sehingga membutuhkan layanan keuangan yang beragam (sophisticated), yang tentunya berpengaruh pada kebutuhan kualitas SDM di sektor keuangan yang lebih tinggi. Menurut PwC (2017) Indonesia akan menduduki peringkat 5 ekonomi dunia pada tahun 2030 sedangkan Standard Chartered (2019) memproyeksikan Indonesia berada pada peringkat 4 di tahun yang sama. Posisi tersebut akan menjadikan Indonesia sebagai big emerging market mengingat posisi Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terkuat di Asia Tenggara. Salah satu tantangan yang saat ini masih dihadapi adalah upaya pemerinta untuk mengubah pola pikir masyarakat yaitu menggeser dari saving society menjadi investing society. Di samping itu, tantangan yang harus diantisipasi oleh dunia pasar modal saat ini adalah perkembangan teknologi di era digital yang sangat massive dan tidak dapat terbendung. 
Mencermati perkembangan tersebut, untuk mendorong percepatan pendalaman pasar keuangan, OJK menitikberatkan salah satu strateginya dengan mengakselerasi pengembangan infrastruktur pasar modal berbasis digital, sebagai contoh melakukan efisiensi pasar primer melalui e-IPO, e-voting dan hadirnya market maker pada secondary market serta pengembangan Infrastruktur Central Counterparty Clearing Over the Counter (CCP OTC) Derivatif. Hal tersebut dengan tujuan agar dapat mendorong pengembangan basis investor ritel dan domestik.   
Selain dukungan dari regulator, untuk dapat menjawab tantangan tersebut diperlukan juga suatu program pengembangan SDM SJK dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait strategi apa yang efektif dapat dilakukan pelaku pasar dalam upaya meningkatkan pangsa pasar investor ritel dan domestik. Melalui webinar ini, para pelaku pasar diharapkan memperoleh lesson learned dari beberapa perusahaan di pasar modal, yang terbukti telah mampu mempertahankan kinerjanya dan meningkatkan jumlah investor ritel dengan memanfaatkan teknologi digital selama masa pandemi covid-19.  
 

Objektif

Memberikan pemahaman dan wawasan bagaimana mengoptimalkan pertumbuhan investor ritel dan domestik dengan memanfaatkan infrastruktur pasar modal berbasis digital. 

Peserta
Perwakilan Industri Jasa Keuangan, SRO dan Akademisi / Representatives of the Financial Services Industry, SRO, and Academics
Pembicara
  • Afifa (Presiden Direktur PT.Manulife Aset Manajemen Indonesia)