Mid-Year Capital Market Review 2025: Evaluasi Kinerja Pasar dan Strategi Investasi ke Depan
- 7 Agustus 2025
- Pasar Modal
- Online
Latar belakang
Paruh pertama tahun 2025 menjadi periode yang penuh dinamika bagi pasar modal Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi signifikan akibat pengaruh lapisan faktor eksternal dan internal. Secara regional, ketegangan geopolitik dunia, kebijakan tarif baru, dan sentimen global terhadap pasar berkembang termasuk Indonesia masih variatif. Namun, pasar saham Indonesia menunjukkan performa yang relatif tangguh dengan rebound kuat, terutama sejak April 2025 yang mendorong IHSG naik hingga lebih dari 10% dalam dua pekan terakhir, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar yang menunjukkan pemulihan tercepat di kawasan Asia Tenggara. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berhasil menyentuh rekor tertingginya selama tahun 2025 ini, yaitu pada posisi 7.543.503 saat penutupan perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) 25 Juli 2025 lalu. Aktivitas investor di pasar modal Indonesia terus menunjukkan peningkatan yang signifikan[1][2].
Realisasi investasi menunjukkan tren positif. Berdasarkan data kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi triwulan I tahun 2025 mencapai RP 465,2 triliun, tumbuh 2,7% (year-on-year) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya dan meningkat signifikan 15,9% dibandingkan triwulan IV tahun 2024. Peningkatan ini mencerminkan optimisme pelaku usaha terhadap prospek ekonomi Indonesia, sekaligus memperkuat momentum pemulihan investasi.[3]
Meskipun terdapat harapan dan peluang, sejumlah tantangan juga belum sepenuhnya teratasi di pertengahan 2025. Ketergantungan ekonomi pada konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari 50% PDB, tekanan pada sektor manufaktur, serta fluktuasi nilai tukar rupiah menjadi faktor utama yang memperlambat pertumbuhan pasar modal. Selain itu, aliran modal asing ke pasar saham sempat mengalami eksodus sekitar Rp50,7 triliun pada awal tahun, meskipun aktivitas investor asing mulai menunjukkan pembalikan arah pada Mei 2025 dengan dana masuk sekitar 300 juta USD[4][5][6].
Adapun berdasarkan catatan OJK[7], memasuki pertengahan tahun 2025 (periode Juni 2025), pasar modal Indonesia menunjukkan sejumlah indikator positif meskipun berada di tengah tantangan global sebagai berikut ;
- Rata-rata nilai transaksi harian pasar saham mencapai Rp13,29 triliun secara ytd, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, mencerminkan likuiditas yang tetap terjaga dan antusiasme pelaku pasar yang stabil.
- Di pasar obligasi, performa positif tercermin dari penguatan indeks ICBI sebesar 1,18% mtd, serta penurunan yield SBN sebesar 30,28 bps secara ytd, yang menandakan meningkatnya permintaan terhadap surat berharga negara. Investor non-residen juga mencatatkan net buy sebesar Rp42,27 triliun ytd, menunjukkan kepercayaan terhadap stabilitas pasar pendapatan tetap Indonesia.
- Sektor pengelolaan investasi turut mencatatkan pertumbuhan, dengan Asset Under Management (AUM) meningkat 0,87% ytd menjadi Rp844,69 triliun, dan NAB reksa dana tumbuh 2,18% ytd menjadi Rp510,15 triliun. Hal ini mencerminkan pemulihan minat investor terhadap instrumen reksa dana, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
- Dari sisi penghimpunan dana, pasar modal tetap menjadi sumber pembiayaan yang penting. Hingga Juni 2025, total Penawaran Umum mencapai Rp142,62 triliun, termasuk Rp8,49 triliun dari 16 emiten baru. Selain itu, masih terdapat 13 pipeline Penawaran Umum dengan nilai indikatif sebesar Rp9,80 triliun, menandakan prospek yang tetap menarik bagi pelaku usaha.
Merespon dinamika yang terjadi di sektor pasar modal, OJK Institute menghadirkan webinar ini sebagai wadah diskusi atas kinerja pasar modal sepanjang paruh pertama 2025 sekaligus membahas prospek dan strategi investasi ke depan. Dengan demikian memberikan insight yang komprehensif bagi para investor, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan di pasar modal Indonesia untuk mengambil keputusan yang tepat dan strategis dalam menghadapi semester kedua tahun 2025 yang diperkirakan akan tetap penuh tantangan sekaligus berbagai peluang baru di tengah tren pemulihan dan reformasi ekonomi nasional maupun global.
[1] https://www.idx.co.id/en/news/press-release/2418
[2] https://wartaekonomi.co.id/read564753/indonesia-leading-southeast-asias-market-recovery-in-2025#google_vignette
[3] Kementerian Investasi/BKPM. (2025). Di Tengah Gejolak Ekonomi Global, Investasi RI Q1-2025 Tumbuh 15,9%.
[4] https://tradingeconomics.com/indonesia/stock-market
[5] https://mandiri-investasi.co.id/en/articles/market-update-articles/equity-market-commentary-may-2025/
[6] https://www.investing.com/news/stock-market-news/jpmorgan-sees-improved-h2-outlook-for-indonesian-stock-market-93CH-4064329
[7] https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/RDKB-Juni-2025.aspx
Objektif
- Memberikan gambaran review atas kinerja pasar modal Indonesia selama paruh pertama tahun 2025.
- Menyajikan proyeksi perkembangan pasar untuk mendukung pengambilan keputusan investasi yang tepat dan strategis.
- Membahas strategi investasi adaptif di tengah volatilitas pasar, termasuk mitigasi risiko akibat fluktuasi nilai tukar, aliran modal asing, dan kondisi geopolitik.
- Mengidentifikasi sektor-sektor potensial yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku pasar dan investor untuk meningkatkan portofolio investasi.
- Mendorong kolaborasi dan pertukaran wawasan antara pelaku usaha jasa keuangan, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya.
Peserta
Pembicara
-
Edi Broto (Kepala Departemen Pengawasan Pengelolaan Investasi dan Pasar Modal Regional OJK)
-
Jeffrey Hendrik (Direktur Pengembangan, Bursa Efek Indonesia)
-
Farash Farich (Chief Investment Officer at BNI Asset Management)